Aku (tidak) baik-baik saja.

Tak ada pergi yang baik-baik saja. Ternyata pergimu karena memang tak ada lagi rasa. Rasamu menjelma biasa saja. Aku bukan lagi tentang tempatmu untuk kembali rehat. Begitu mudahnya pergi kau lakukan, sehingga luka yang kau toreh tak lagi mudah untuk kuhitung. Lalu kudapati diriku sendiri yang masih tetap tinggal. Entah karena masih belum puas dilukai atau malah masih terlalu cinta untuk mengakhiri. Sehening dan sehalus apapun, pergimu tetaplah pergi. Tidak ada pergi yang tak melahirkan rasa sakit dan sepi. Tidak pernah ada yang baik-baik saja setelah itu. Pikirmu, semua akan menjadi mudah hanya dengan kata " lupakan aku, kau pantas mendapatkan yang jauh lebih baik, " begitu? Pergi selalu membawa tangis di belakangnya. Sekeras apapun aku mengusahakan untuk tetap menarik lekuk di bibir, air mataku jatuh juga. Aku bukan akhir dari tualangmu. Terlalu banyak belahan dunia yang masih abu-abu, membuatmu selalu ingin mencari tahu. Aku paham tentang hal itu. Tak usah memintaku untu...