rasanya berat, ya?
Hai..
Rasanya seperti sudah lama, ya?
Apakah sudah berdebu di sana?
Untuk kamu, kita, terutama aku, tulisan ini dibuat sebagai sebuah kalimat penenang bagi hati kita yang sebenarnya tengah berteriak kencang.
Apa kamu pernah tahu rasanya bangun di pagi hari dengan wajah sembab menghiasi, hatimu terasa dihimpit batu yang besar, serta air mata yang mengucur deras begitu saja? Percayalah itu adalah perasaan paling terburuk. Saat semestinya harimu dimulai dengan penuh semangat, tapi di hari itu, hatimu lunglai tak bisa apa-apa.
Sulit sekali ya, rasanya? Kita yang biasanya baik-baik saja, kita yang dulu seolah tak ingin lepas, kita yang saling memeluk menguatkan, kita yang selalu saling ada, lalu kebiasaan di antara kita harus menghilang begitu saja. Kamu paham kan mengapa aku jadi sesedih ini? Ya, karena aku merasa semua terjadi di waktu yang sangat singkat. Terlalu tiba-tiba. Bahkan aku belum sempat memikirkan bagaimana kondisi diriku dengan ketidakhadiranmu.
Apa kamu tahu rasanya, ketika suatu malam kamu masih bisa tertawa lepas dengan orang yang kamu cinta, masih saling berbagi cerita hingga larut, dan saling memberikan lelucon, lalu kemudian di pagi hari kamu bangun, dan semuanya tidak lagi sama. Tidak ada lagi sering telepon darinya. Tidak ada lagi text "selamat pagi cintaku," tidak ada lagi. Benar-benar kosong.
Ya, sesepi itu sekarang hidupku tanpa kamu.
Aku juga tak akan memaksamu, jika jalan ini adalah jalan yang kau anggap baik—Ya, dengan mengabaikanku. Aku tahu, ini demi hal-hal baik yang kamu ingin capai. Namun, apakah aku bukanlah salah satu dari sejuta hal baik itu?
Ah, benar katamu. Mungkin aku bukanlah perempuan baik untukmu. Seperti katamu di malam itu.
Rasanya berat, ya? Hati ini terus memintamu, namun diri ini harus terus mampu menahannya agar tidak memanggilmu. Aku masih belum mampu membiasakan diri melakukan semuanya tanpa kamu. Maaf ya?
Rasanya berat, ya..
Aku rasanya rindu kamu. Tapi mengatakannya pun takkan mengubahmu.
-jeruksunkist
Comments
Post a Comment